Full width home advertisement

Perjalanan Umroh & Haji

Explore Nusantara

Jelajah Dunia

Post Page Advertisement [Top]

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Objek wisata candi prambanan dan monjali merupakan dua objek wisata yang ada di daerah Yogyakarta, keduanya sama-sama memiliki pengaruh sejarah yang kuat dan menarik untuk di pelajari.

Dari kedua obyek wisata tersebut, bila dilihat dari aspek sejarah,keduanya memiliki perbedaan yang jauh. kita sebagai seorang perlu mengetahui apa saja latar belakang sejarah kedua obyek wisata tersebut, setelah melakukan tinjauan pada kedua obyek wisata tersebut,kamipun menuangkannya dalam bentuk laporan study tour.
Oleh karena itu, kami menyusun laporan unjungan PKL obyek wisata candi prambanan dan Monument Yogya Kembali ini dimana didalamnya terdapat uraian mengenai sejarah kedua obyek wisata tersebut.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk:
 Mengetahui sejarah berdirinya candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali.
 Menemukan bukti-bukti sejarah yang ada di Candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali.
 Menguraikan keadaan sekitar Candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali.
 Menjelaskan deskripsi bangunan Candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan penulisan tersebut di atas ,dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut:
 Bagaimana sejarah berdirinya Candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali?
 Apa saja bukti-bukti sejarah yang ada di Candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali?
 Bagaimana keadaan sekitar obyek wisata Candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali?
 Bagaimana deskripsi bangunan Candi Prambanan dan Monumen Yogya Kembali?
BAB II
PEMBAHASAN
A. OBYEK WISATA MONUMEN YOGYA KEMBALI
a. Sejarah Berdirinya Monumen Yogya Kembali.
Monumen Yogya Kembali atau dikenal oleh masyarakat setempat dengan istilah “Monjali” dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 yang ditandai dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan oleh Kolonel Sugiarto, selaku Walikotamadya Yogyakarta dalam Peringatan Yogya Kembali yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1983.
Dipilihnya nama “Yogya Kembali” dengan maksud sebagai tetenger atau penanda peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Hal ini sebagai tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan pemerintahan Belanda.
Pembangunan monumen dengan bentuk kerucut dan terdiri dari tiga lantai ini selesai dibangun dalam waktu empat tahun dan diresmikan pembukaannya tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden RI pada waktu itu, Soeharto. Monumen setinggi kurang lebih 31.8 m ini terletak di Dusun Jongkang, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Bentuk kerucutnya melambangkan bentuk gunung yang menjadi perlambang kesuburan selain memiliki makna melestarikan budaya nenek moyang pra-sejarah. Pemilihan lokasi Monumen Yogya Kembali juga memiliki alasan berlatarkan budaya Yogya, yaitu monumen terletak pada sumbu atau poros imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak dan pantai Parang Tritis. Sumbu imajiner ini sering disebut dengan Poros Makrokosmos atau Sumbu Besar Kehidupan. Titik imajinernya sendiri bisa anda lihat pada lantai 3 ditempat berdirinya tiang bendera.
Bangunan monumen ini terdiri dari taman depan dimana pengunjung bisa melihat Meriam PSU Kaliber 60 mm buatan Rusia, sedangkan dihalaman paling depan anda bisa jumpai Replika Pesawat Guntai dan Pesawat Cureng yang dipakai dalam peristiwa perjuangan ini.
Memasuki halaman museum terdapat dinding yang memenuhi satu sisi selatan monumen yang berisi Rana Daftar Nama Pahlawan dimana pengunjung bisa melihat 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949 dan puisi “Karawang-Bekasi” karangan Khairil Anwar.
b. Deskripsi Bangunan Monumen Yogya Kembali
Bangunan monumen yang terdiri dari tiga lantai terbagi dalam beberapa bagian. Seluruh bangunan dikelilingi oleh kolam air.
 Lantai Pertama
Di lantai satu adalah museum dimana terdapat empat ruang museum yang menyajikan benda-benda koleksi berupa: realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum yang kesemuanya menggambarkan suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Pengunjung bisa melihat tandu yang digunakan untuk menggotong Panglima Besar Jenderal Soedirman selama perang gerilya, seragam tentara dan dokar yang juga pernah digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Konon total koleksi barang-barang dalam museum tersebut mencapai ribuan.
Perpustakaan menggunakan satu ruang di lantai satu yang merupakan perpustakaan khusus yang menyediakan bahan-bahan referensi sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh umum.
Ruang Serbaguna adalah ruangan yang terletak ditengah-tengah ruangan lantai satu lengkap dengan panggung terbuka-nya. Setiap hari Sabtu dan Minggu diruangan ini digelar berbagai atraksi diantaranya tarian klasik, gamelan, musik electone yang memainkan lagu-lagu perjuangan. Ruangan Serbaguna ini bisa digunakan oleh umum untuk acara-acara pernikahan, seminar, wisuda dan lain-lain.
 Lantai Kedua
Di lantai 2 bagian dinding paling luar yang melindungi tubuh monumen, pengunjung bisa melihat 40 buah Relief Perjuangan Phisik dan Diplomasi perjuangan Bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Pengunjung bisa melihat antara lain relief Jenderal Mayor Meyer yang mengancam Sri Sultan HB IX pada tanggal 3 Maret 1949, Presiden dan para pemimpin lain kembali ke Yogyakarta, pernyataan dari Sri Sultan HB IX yang menyatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bagian dari Negara Republik Indonesia, Perayaan Kemerdekaan di halaman Kraton Ngayogyakarta dan lain-lain.
Didalam bangunan lantai dua terdapat sepuluh diorama perjuangan Phisik dan Diplomasi Bangsa Indonesia sejak 19 Desember 1948 hingga 17 Agustus 1949 dengan ukuran life-size melingkari bangunan monumen. Diorama diawali dengan Agresi Militer Belanda memasuki kota Yogyakarta dalam rangka menguasai kembali Replublik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 dimana pengunjung bisa menyaksikan miniatur pesawat-pesawat Belanda yang dibuat mirip dengan asli-nya. Apabila anda datang didampingi pemandu maka pemandu akan dengan senang hati menjelaskan kepada anda peristiwa sesungguhnya yang terjadi dimana pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Van Langen berhasil menguasai Lapangan Udara Maguwo (kini Adisucipto) pada pukul 08.00 dan mengadakan ‘sapu bersih’ terhadap apa yang dijumpai sepanjang jalan menuju Kota Yogyakarta (Jalan Solo). Kurang lebih pukul 16.00 pasukan Belanda sudah menguasai seluruh kota Yogyakarta dan beberapa tempat-tempat penting lain seperti Istana Presiden (Gedung Agung) dan Benteng Vredeburg. Sejak itu perjuangan merebut kembali Negara RI dimulai.
Kesepuluh diorama disajikan dalam kronologis waktu sehingga memudahkan pengunjung untuk memahami urutan kejadian yang sebenarnya. Disini kita juga semakin memahami peran perjuangan Jenderal Soedirman yang waktu itu dengan kondisi kesehatan sangat lemah dan paru-paru sebelah tetap memaksakan diri ikut berjuang dengan cara gerilya walaupun Presiden Soekarno sudah memintanya untuk tinggal bersamanya saja. Diorama ini disajikan diawal-awal.
Ditengah-tengah diorama disisipkan juga adegan yang terkenal dengan sebutan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letkol Soeharto yang memiliki tujuan politik, psikologis dan militer dimana bangsa Indonesia ingin mengabarkan pada dunia mengenai eksistensi-nya. Berita keberhasilan SU 1 Maret 1949 tersebut berhasil disebarluaskan melalui jaringan radio AURI dengan sandi PC-2 di Banaran, Playen, Gunung Kidul secara beranting hingga sampai ke Burma, India dan sampai kepada perwakilan RI di PBB.
Menjelang diorama terakhir kita bisa melihat akhir dari perjuangan panjang dan melelahkan bangsa dimana akhirnya tentara Belanda ditarik dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan Sri Sultan HB IX bertindak selaku koordinator keamanan yang mengawasi jalannya penarikan pasukan tersebut dan diakhiri dengan adanya Persetujuan Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949.
 Lantai Ketiga
Lantai tiga dari gedung monumen yogya kembali dinamakan dengan Garbha Graha atau Ruang Hening. Dalam ruangan ini terdapat tiang bendera dengan bendera merah putih terpasang ditengah ruangan. Terdapat relief di dinding berupa gambar tangan yang dapat diartikan sebagai perjuangan phisik dan perjuangan diplomasi yang digambarkan dengan tangan memegang pena. Pemandu akan meminta pengunjung untuk menundukkan kepala dan berdoa sejenak bagi arwah para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan dapat diterima di sisi Tuhan sesuai dengan amal baktinya.
c. Lokasi Monumen Yogya Kembali
Monumen Yogya Kembali terletak di Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kapubaten Sleman
d. Replika Pesawat dan Senjata Mesin
Memasuki area monumen yang terletak sekitar tiga kilometer dari pusat kota Jogja ini, pengunjung akan disambut dengan replika Pesawat Cureng di dekat pintu timur serta replika Pesawat Guntai di dekat pintu barat. Menaiki podium di barat dan timur pengunjung bisa melihat dua senjata mesin beroda lengkap dengan tempat duduknya, sebelum turun menuju pelataran depan kaki gunung Monumen.
B. OBYEK WISATA CANDI PRAMBANAN
a. Sejarah Berdirinya Candi Prambanan
Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.
Pada tahun 1733 Masehi, candi ini ditemukan oleh C.A Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Masehi Izerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang sungai Opak. Pada 1902-1903 Van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Sekarang, candi ini adalah sebuah situs yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan.
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m.
b. Deskripsi Bangunan Candi Prambanan
Komplek percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang semakin ke arah dalam makin tinggi letaknya, berturut-turut luasnya 390 meter persegi dan 110 meter persegi, latar baewah tak berisi apapun, didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi perwara.
Apabila seluruhnya telah selesai di pugar, maka akan ada 224 buah candi yang ukuran semuanya sama yaitu luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14 meter. Latar pusat adalah latar terpenting diatasnya berdiri 16 buah candi besardan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan, deret pertama yaitu candi siwa, candi wisnu dan candi brahmana. Deret kedua yaitu candi nandi, candi angsa dan candi garuda. Pada ujung-ujung lorong yang memisahkn kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit, delapan candi lainnya lebih kecil, empat diantaranya candi kelir dan empat candi lainnya disebut candi sudut, secara keseluruhan terdiri atas 240 candi.
c. Candi Utama Di Prambanan
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
d. Lokasi Dan Asal-Usul Nama Candi Prambanan
Candi Rara Jonggrang atau Lara Jonggrang yang terletak di Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
e. Candi-Candi Yang Ada Disekitar Candi Prambanan
1. Candi Lumbung,Bubrah dan Sewu.
Ketiga candi budha ini tinggal reruntuhan, kecuali candi sewu yang masih bisa dinikmati keindahannya. semuanya terletak dalam komplek taman candi parambanan
2. Candi Plaosan.
Letaknya kurang lebih 1 km ke arah timur dari candi sewu. candi ini di bangun pada pertengahan abab 9 masehi oleh rakai pikatan sebagai hadiah kepada permaisurinya.
3. Candi Sojiwan.
Letak candi ini kira –kira 2 km ke arah tenggara dari percandian Prambanan. sebagian besar hanya berupa reruntuhan, pada kaki candi terpahat relief cerita binatang yang mengandung nilai-nilai filsafat.
4. Candi Boko (Krato Ratu Boko).
Letaknya kira–kira 3 km ke arah selatan dari percandian Prambanan, terdiri atas bukit kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam nanalami disekitarnya.bangunan ini sangat unik berbeda dengan bangunan-bangunan sesamanya dan lebih mengesankan sebuah kraton.
5. Candi Banyunibo.
Candi ini terletak kurang lebih 200 meter ke arah tenggara dari candi boko, berdiri diatas sebuah lembah. ”Banyu” berartyi air ”Nibo” berarti jatuh menetas. keduanya memeiliki makna yang puitis bagi lingkungan masyarakat jawa.
6. Candi Sari.
Sari berarti indah atau cantiksesuai bentuknnya yang ramping.mungkin karena keindahannya yang menarikperhatian ia dinamakan demikian.
Puncak atapnya berhiaskan 9 stupa yang sama sebangun dan tersusun dalam deret. di bawah masing-masing stupa terdapat ruangan-ruangan bertingkat dua yang digunakan sebagai tempat tinggal, tempat-tempat meditasi atau mengajar.
7. Candi Kalasan.
Peninggalan agama budha tertua di daerah istimewa Yogyakarta dan jawa tengah adalah candi kalasan. letak pada sisi sebelah kanan jalan raya Yogya-Solo km 13 masuk beberapa puluh meter ke arah selatan.
8. Candi Sambisari.
Letaknya kurang lebih 5,5 km dari percandian Prambanan ke arah barat dan kurang lebih 2,5 km ke arah utara dari jalan raya Yogya-Solo.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monumen Yogya Kembali sangat tepat menjadi sarana kita untuk memahami sejarah tanpa harus merasa digurui karena peran pemandu dalam menyampaikan setiap cerita dalam diorama sangat menarik dan tidak menjemukan. Disini pengunjung akan disegarkan kembali ingatannya akan sejarah perjuangan bangsa dan mengetahui siapa saja tokoh-tokoh dibalik perjuangan itu. Tidak salah apabila anda mengunjungi monumen ini bersama keluarga karena selain semua tempat yang telah disebutkan monumen ini juga dilengkapi dengan taman yang terletak di bagian barat dan timur. Beberapa pentas seni seperti keroncong dan campur sari sering diselenggarakan ditaman monumen ini.
Candi Prambanan merupakan peninggalan Hindu terbesar di kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak lebihkuang 17 kilometer di sebelah Timur kota Yogyakarta. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke arah Timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter.
Agama Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai sang Pencipta, Dewa Wishnu sebagai sang Pemelihara dan Dewa Shiwa sebagai sang Perusak. Bilik utama dari candi induk kompleks candi Prambanan ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat disimpulkan bahwa candi Prambanan mreupakan candi Shiwa. Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko, yang membangun kerajaannya di atas bukit sebalah Selatan kompleks candi Prambanan
B. Saran
Setelah melakukan tinjauan ,penyusun menyarankan agar:
Melakukan tinjauan lebih jelas agar dapat di mengerti dan diketahui oleh para pembaca , bahwa kita itu harus melestarikan segala kebudayaan dan kekayaan negara kita.
Kita dapat lebih melestarikan dan menjaga peninggalan bersejarah dan kebudayaan kita yang saat ini bisa dikatakan sudah sangat di perhatikan oleh pemerintah, masyarakat sekitar, juga pengunjung agar negara kita yang kaya akan kebudayaan yang indah dan luar biasa biasa dilestarikan sehingga kelak anak cucu kita juga dapat menikmati dan mengetahui keindahan kebudayaan yang di miliki oleh negara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]

| All Rights Reserved - Designed by Colorlib