Kamis, 09 April 2009

Sebuah video yang mengandung hikmah

Ini adalah sebuah video yang sangat kontropersional di semua kalangan,kamu sekalian pertama kali melihat adegannya juga sudah tegang dan pasti penasaran,,,,,,,eeeeiiit jangan ngeres doelooeeeee..........tuh kan makin penasaran aja,,,heheheheheh.......sabar donk napa?
Setelah kamu sekalian menyaksikannya,,,,,saya harap ada hikmah di balik semua itu,,,,,,salah satu tujuan saya menulis artikel ini antara lain saya akan membahas tentang bagaimana menjaga agar pikiran kita tidak selalu ngeeeresssssssssssssss.....(kurang panjang masssssssss),lanjutkan bacanya ya?...........okeeeey



Pikiran nakal? Orang juga biasa menyebutnya pikiran kotor, pikiran ngeres, pikiran liar, atau birahi. Yang satu ini memang tidak jarang datang meski ia tidak diundang. Sebetulnya, ini adalah indikasi bahwa seseorang itu normal (sexually). Namun, mengumbarnya tanpa batas tentu saja kurang baik.

Problem yang satu ini umumnya terjadi pada mereka yang belum menikah, atau sudah menikah tapi terpisah dari pasangannya, atau sudah menikah tetapi kemudian menduda atau menjanda. Berbeda dengan mereka yang sudah menikah. Setiap kali pikiran nakal itu muncul, tinggal rayu saja pasangannya untuk merealisasikan secara bersama-sama pikiran nakal itu. Beres!

Setelah saya baca-baca - wah, serius banget nih - beberapa pakar mengatakan bahwa pikiran nakal itu bisa terjadi dalam dua keadaan. Pertama, karena dirangsang / terangsang oleh sesuatu seperti pornografi, pornoaksi, atau ketika melihat lawan jenisnya yang berpenampilan seksi. Kedua, karena adanya siklus birahi. Konon, setiap orang yang normal memiliki siklus birahi sendiri-sendiri. Siklus itu bisa jadi muncul dua kali setiap pekan, dengan interval 3 hari. Atau lebih sering, atau lebih jarang, bergantung pada usia, kesehatan, genetika, dan faktor-faktor lain yang ada pada diri setiap orang.

Sampai disini, saya ingin beranjak menuju inti tulisan ini: apa yang harus kita lakukan ketika pikiran nakal itu tiba. Atau lebih ekstrim lagi: apa yang harus kita lakukan agar pikiran nakal itu tidak sempat atau jarang-jarang saja datang menghampiri kita. Atau dengan kata lain, bagaimana mencegah datangnya pikiran nakal, dan apa antisipasi kita ketika pikiran nakal itu muncul dalam benak kita. Setelah saya baca-baca beberapa buku dan tulisan yang relevan, saya bisa menyimpulkan beberapa solusi sebagai berikut.

Pertama, menikahlah bagi yang belum menikah. Seperti telah saya singgung diatas, menikah secara otomatis akan mengatasi dan menyelesaikan problem pikiran nakal. Begitu pikiran itu muncul, realisasikan saja bersama pasangan. No problem anymore! Karena itulah, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan setiap orang yang sudah siap dan mampu menikah untuk segera menikah. Lalu bagaimana dengan mereka yang belum siap atau belum mampu menikah? Atau baru akan menikah, tetapi belum? Silakan masuk pada solusi kedua dan seterusnya.

Kedua, jauhkan diri dari pornografi dan pornoaksi. Jangan pernah menempel gambar-gambar porno di kamar Anda. Jangan pernah memiliki koleksi gambar-gambar atau majalah-majalah porno. Jangan menyimpan berkas gambar atau video porno di komputer atau hape Anda. Jangan pula menghadiri acara-acara yang penuh dengan pornoaksi seperti konser musik yang terlalu seronok, klab malam, dan sebagainya. Dengan cara ini, berarti Anda telah menyingkirkan sumber-sumber rangsangan yang sangat berpotensi memunculkan pikiran-pikiran nakal dalam benak Anda.

Ketiga, perbanyaklah ibadah. Jagalah selalu shalat berjamaah tepat waktu, ditambah dengan shalat sunnah sebanyak-banyaknya. Jangan pula ada hari tanpa membaca Al-Qur’an. Bacalah sebisa mungkin satu juz Al-Qur’an setiap hari. Jika ini sudah, biasakanlah pula untuk berpuasa sunnah. Ini sesuai dengan pesan Nabi: ‘Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu menikah maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu akan menjaga kemaluan dan menundukkan pandangan mata. Namun jika belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu akan menjadi tameng baginya.’

Keempat, perbanyaklah membaca buku-buku agama, khususnya mengenai penyucian hati (tazkiyatun nafs) atau kisah-kisah teladan dari para nabi, para sahabat, para ulama, dan orang-orang shalih. Buku-buku semacam itu diharapkan bisa memberikan inspirasi positif dan meningkatkan keimanan kita, serta pada saat yang sama akan memperkecil peluang munculnya pikiran-pikiran nakal.

Kelima, penuhilah waktu yang ada dengan kegiatan-kegiatan positif. Pikiran-pikiran nakal biasanya muncul ketika seseorang sedang tidak ada kerjaan. Jadinya, pikirannya melayang kemana-mana, sampai kemudian pikiran nakal itu muncul. Ketika seluruh waktu yang Anda miliki penuh dengan berbagai kegiatan yang positif, pikiran Anda pun tidak akan lagi memiliki kesempatan untuk beralih pada hal-hal yang nakal. Bagaimana caranya memenuhi waktu yang kita miliki dengan kegiatan-kegiatan yang positif? Biasakanlah untuk membuat perencanaan harian kegiatan-kegiatan Anda. Buatlah list ‘what-to-do’, yang berisi apa saja yang mesti dan akan Anda lakukan setiap harinya. Akan sangat bagus jika ditambahi keterangan mengenai prioritas masing-masing kegiatan. Tandai mana saja kegiatan yang mendesak, yang penting namun kurang mendesak, dan seterusnya.

Dengan adanya list tersebut, ketika Anda lupa dengan apa yang mesti Anda lakukan maka Anda tinggal melihatnya saja. Problemnya, bagaimana jika kita sedang malas untuk melakukan apa yang ada dalam list? Jawabannya ada pada kreativitas list Anda sendiri.

Usahakan dalam list Anda terdapat banyak pilihan-pilihan kegiatan dengan skala prioritas masing-masing. Ketika Anda sedang malas, pilih saja kegiatan yang sifatnya lebih santai dan lebih rekreatif, namun masih masuk dalam hal-hal yang semestinya Anda lakukan (artinya: kegiatan tersebut memang perlu dan bermanfaat untuk Anda). Bisa saja kegiatan itu tidak mendesak, tetapi dengan Anda eksekusi berarti Anda telah mengurangi beban pada yang mungkin Anda pikul pada waktu yang akan datang.

Keenam, berkumpullah dalam komunitas orang-orang yang shalih. Carilah lingkungan yang kondusif. Dengan cara ini, diharapkan Anda akan senantiasa berada dalam pengaruh yang positif, yang akan cenderung mendatangkan inspirasi dan meningkatkan keimanan. Bergaullah dengan mereka, jangan hanya menyendiri atau apalagi malah suka berkumpul dengan orang-orang yang tidak baik.

Bagaimana jika keenam cara diatas sudah dilakukan namun tetap saja pikiran-pikiran nakal itu muncul? Misalnya saja, karena tiba-tiba tanpa sengaja melihat lawan jenis yang berpakaian seksi atau tanpa sengaja melihat gambar atau tayangan yang merangsang. Apa ya solusinya? Susah juga tuh. Tapi barangkali beberapa solusi berikut bisa dicoba.

Pertama, ucapkan istighfar dan ta’awudz. Kedua, datangi saja istri Anda (bagi yang sudah beristri). Ketiga, segera alihkan pikiran dan fokus Anda dengan melakukan hal rekreatif lainnya yang lebih bermanfaat. Misalnya, daripada Anda tersiksa dengan pikiran-pikiran nakal Anda, lebih baik Anda berolahraga saja (pilih apa saja olahraga yang paling Anda sukai), atau nonton televisi (tentu saja jangan memilih acara yang sama-sama mendatangkan pikiran nakal), atau mainan komputer, atau diskusi dengan teman, atau apa sajalah yang sekiranya lebih baik. Jadi, yang ini memang sifatnya ‘tinimbang’: daripada begitu, lebih baik begini saja. Syukur-syukur dan jauh lebih baik lagi jika untuk mengalihkan pikiran dan fokus, Anda bisa memilih kegiatan-kegiatan positif yang lebih serius seperti membaca Al-Qur’an, membaca buku, menyelesaikan tanggungan pekerjaan Anda, dan sebagainya.

Yang terakhir, tentu saja adalah berdoa kepada Allah agar Ia senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita semua, menjauhkan kita dari hal-hal yang buruk, dan mendekatkan serta memudahkan kita pada berbagai jenis kebaikan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar