Sabtu, 29 Desember 2012

PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM




Pendidikan berasal dari kata ‘didik’, lalu kata ini mendapat awalan ‘me’ sehingga menjadi ‘mendidik’, artinya memelihara dan memberikan latihan. Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.[1]
Istilah pendidikan dalam bahasa Inggris disebut “educator”, berasal dari kata “educate” yang berarti mengasah, mendidik.[2] Kata pendidikan itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogike”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “paes” yang berarti ‘anak’ d0an kata ‘ago’ yang berarti ‘aku membimbing’. Orang yang pekerjaannya membimbing anak dengan maksud membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut “paedagogis”.[3]
Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab I pasal 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[4] Secara terminologis, pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulanya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.[5]
Dari beberapa definisi pendidikan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar membina pertumbuhan dan perkembangan anak agar mencapai kedewasaan jasmani dan rohani dan meliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pengertian pendidikan dapat di tinjau dari dua segi. Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan  kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda. Dilihat dengan kaca mata individu, pendidikan berarti pengembangan potensi - potensi yang terpendam dan tersembunyi karena manusia mempunyai berbagai bakat dan kemampuan intelektual beraneka ragam.[6] Pendidikan menurut pandangan individu adalah menggarap kekayaan yang terdapat  pada setiap individu agar ia dapat dinikmati oleh individu dan selanjutnya  oleh masyarakat.
 Menurut Ahmat Tafsir bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[7]
Pendidikan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Manusia, dalam usahanya memelihara kelanjutan hidupnya mewariskan berbagai nilai budaya dari suatu generasi kegenerasi berikutnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam berfungsi untuk menghasilkan manusia yang dapat menempuh kehidupan yang indah didunia dan akhirat serta terhindar dari siksaan Allah yang Maha pedih.[8]
Di dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang digunakan untuk menandai konsep pendidikan, yaitu : ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib.[9] Ketiga kata tersebut akan penulis jabarkan sebagai berikut :
a)      Ta’lim ( تعليم ), sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 31 yang berbunyi :
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ {البقرة : 31}
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : “sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”. (Al-Baqarah : 31).[10]

Pengertian dalam istilah at-ta’lim mengandung pengertian yang beragam. Abdul Fatah Jalal mengartikan at-ta’lim.
Suatu proses penegtahuan, pengajaran pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah sehingga proses yang demikian ini akan membawa manusia kepada tarbiyah (pensucian), yaitu pensucian dan pembersiahan manusia dari segala kotoran menjadikan diri itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya yang tidak diketahuinya.[11]
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat, bahwa “ ta’lim lebih difokuskan pada pencapaian ilmu pengetahuan dan keahlian serta kurang menekankan pada pembentukan kepribadian”.[12]
Dari pengertian tentang ta’lim di atas disimpulkan bahwa ta’lim adalah suatu proses yang lebih memprioritaskan pada pembentukan intelektual dan pendidikan yang bersifat akademik.

b)      Tarbiyah ( تربية ), sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Isra’ ayat 24 yang berbunyi :

ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹ ÇËÍÈ

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Al-Israa’ : 24).[13]

Secara etimologi kata tarbiyyah menurut Abdurrahman an-Nahlawi berasal dari kata raba-yardu yang artinya bertambah dan berkembang. Kedua rabiya-yarbu yang dibandingkan dengan kata khafiya-yakhfa yang berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga rabba-yarubbu yang dibandingkan dengan kata madda-yamuddu yang berarti memperbaiki, mengurusi kepentingan, mengatur, menjaga dan memperhatikan.[14]
Sedangkan kata murabbi lebih cenderung kepada mendidik dalam arti sederhana, yaitu membesarkan tanpa mesti mencakup penanaman pengetahuan dalam prose situ. Bila kita memperhatikan lebih mendalam pengertian tarbiyah dalam ayat-ayat tersebut lebih bersifat fisik material ketimbang rohani spiritual,[15] karena pendidikan di masa anak-anak lebih menonjol dalam bentuk asuhan dari pada pembinaan mental dan rohani. Dengan memperhatikan ayat 18 Al-Qur’an surat as-Syu’ra :
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِيْنَا وَلِيْدًا وَلَبِثْتَ فِيْنَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِيْنَ (عشرا : 18)

"Bukankah kami Telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu”. (QS. As-Syu’ara : 18).[16]

c)      Ta’dib ( تأديب ), sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yaitu :
َلأَنْ يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ وَلَدَهُ مِنْ أَنْ يَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ {رواه الترميذ}

Pendidikan seorang laki-laki (ayah) kepada anaknya lebih baik dari pada bersedekah dengan satu sho (HR. Tarmizi)[17]

Walaupun ketiga kata tersebut bisa digunakan dalam bahasa Arab yang menunjukkan pengertian pendidikan, namun kata ta’lim yang berarti pelajaran lebih sempit dari pada pendidikan, dengan kata lain ta’lim hanya sebagaian dari pendidikan. Sedangkan kata tarbiyah yang lebih luas digunakan di negara-negara yang berbahasa Arab sekarang.
Dari beberapa definisi pendidikan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar membina pertumbuhan dan perkembangan anak agar mencapai kedewasaan jasmani dan rohani dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan agama itu dapat diartikan sebagai kegiatan memberikan ajaran atau latihan mengenai akhlak dan kecerdasan yang berlandasan pada ajaran Islam. Sedangkan kata “Islam” dalam “pendidikan Islam” menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami, yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam.
Pendidikan Islam yaitu bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam, atau dengan kata lain Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi muslim semaksimal mungkin.[18] Yang dimaksud dengan bimbingan adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum – hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran – ukuran Islam.
Sedangkan menurut Burlian Somad, pendidikan Islam adalah yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah mewujudkan tujuan ajaran Allah[19]
Darajat mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim dengan perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam. Dengan kata lain pendidikan Islam dapat di definisikan sebagai proses mengarahkan dan membimbing manusia didik ke arah pendewasaan pribadi yang beriman dan berilmu pengetahuan yang saling memperkokoh dalam perkembangan mencapai titik optimal kemampuannya.[20]
Menurut Ahmat Tafsir Pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan  kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal, atau proses menuju perkembangan yang sempurna, seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh orang lain, ia juga menerima pengaruh dari selain manusia.[21]
Zakiyah Daradjat  menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah : “Bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya telah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam yang telah dinyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup duni maupun akhirat kelak.”[22]
D. Marimba juga memberikan pengertian bahwa : “Pendidikan Islam adalah bimbingan rohani dan jasmani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.”[23]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai dengan ajaran Islam dan pada akhirnya dapat mengamalkannya, serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dan kebahagian di dunia dan di akhirat. Atau dengan kata lain pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.
Dari berbagai penegrtian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam merupakan suatu proses kegiatan dalam bentuk bimbingan, yang berusaha menumbuhkan dan menyandarkan potensi yang ada pada diri manusia dalam rangka meningkatkan kualitasnya pribadi guna kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yang dilandasri oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk kepribadian  peserta didik yang islami dan sempurna yang mampu mengontrol, mengatur dan menata kehidupan untuk samata-mata mengabdi kepada Allah SWT.



[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.10
[2] S. Wojowarsito dan W. J.S. Poerwadaminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, (Bandung : Hasta, 1982), cet. Ke-10, h. 49
[3] Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), cet. Ke-1, h. 70
[4] Anonimus, UU Sisdiknas,  UU RI. No. 20 tahun 2003, (Jakarta: Harvarindo, 2003), h. 1
[5] Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 10
[6] Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta; Al-Husna Zikra, 2000), h. 1
[7]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 24
[8] Hasan Langgulung, Oh. Cit., h. 339
[9] Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Bina Ilmu, 1999), h. 3
[10] Hasby Ash-Shiddieqy., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag RI., 1989), h. 14
[11] Abdul Datah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam, Terj. Herry Noer ali, (Bandung : Diponegoro, 1998), Cet.Ke-1, h. 27
[12] Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke-2, h. 20
[13] Hasby Ash-Shiddieqy, Op. Cit., h. 428
[14] Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan  Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Terj. Drs. Shihabuddin, (Jakarta : Gema Insani Press), cet. Ke-2, h. 20
[15] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1998), Cet.Ke-1, h. 2
[16] T.M. Hasbi As-Shiddiqy, Op.Cit. h. 574
[17] Abdullah Nashir Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999), h. 277
[18] Ahmad Tafsir, Oh. Cit., h. 27.
[19] Djamaludin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 9.
[20] Zakiah Daradjat, Op. Cit., h. 28.
[21] Ahmad Tafsir,  Oh. Cit., h. 27.
[22] Zakiyah Daradjat, Op.Cit., h. 86
[23] D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : al-Ma’arif, 1980), h. 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar